1. Apa itu Logika?
Jawabanya: Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος
(logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata
dan dinyatakan dalam bahasa. Logika adalah salah satu cabang filsafat.
Sebagai ilmu, logika disebut dengan
logike episteme (Latin: logica scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan)
yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.Ilmu
disini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu
pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata
logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal.
Pikiran manusia pada hakikatnya
selalu mencari dan berusaha untuk memperoleh kebenaran. Karena itu pikiran
merupakan suatu proses. Dalam proses tersebut haruslah diperhatikan kebenaran
bentuk dapat berpikir logis. Kebenaran ini hanya menyatakan serta mengandaikan
adanya jalan, cara, teknik, serta hukum-hukum yang perlu diikuti. Semua hal ini
diselidiki serta dirumuskan dalam logika.
Secara singkat logika dapat
dikataka sebagai ilmu pengetahuan dan kemampuian untuk berpikir lurus. Ilmu
pengetahuan sendiri adalah kumpulan pengetahuan tentang pokok tertentu.
Kumpulan ini merupakan suatu kesatuan yang sistematis serta memberikan
penjelasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Penjelasan ini terjadi dengan
menunjukkan sebab musababnya.
2. Perbedaan Pengetahuan dan
Sains
Pengetahuan adalah informasi yang telah di kembangkan oleh
pemahaman dengan berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui
pengamatan akal, Pengetahuan yang dapat kita peroleh tanpa melalui
proses pembelajaran dan memiliki cara berfikir yang berbeda.
Sains sebagai proses merupakan
langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam
rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan
data, menganalisis dan akhimya menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa
karakteristik yang mendasar dari Sains ialah kuantifikasi artinya gejala alam
dapat berbentuk kuantitas.
Ilmu alam mempelajari aspek-aspek
fisik & nonmanusia tentang Bumi dan alam sekitarnya. Ilmu-ilmu alam
membentuk landasan bagi ilmu terapan, yang keduanya dibedakan dari ilmu sosial,
humaniora, teologi, dan seni.
3. Pengertian Definisi dan Generalisasi
Generalisasi
Adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena
individual (khusus) menuju kesimpulan umum yang mengikat selutuh fenomena
sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.
Definisi
Kata definisi, berpokok pada kata fine, mendapat awalan /de/, dan
mendapat akhiran /si/. Jadi, arti dari definisi adalah, sebaris kalimat yang
terdiri dari kata-kata, yang mana jumlah dan penggunaan kata-kata tersebut
adalah yang paling minim dan sederhana, untuk melukiskan suatu istilah, namun
sebaris kalimat tersebut merupakan sebaris kalimat yang paling sempurna untuk
tujuan tersebut.
Itulah sebabnya, tidak ada di dalam Dunia pendidikan / retorika di mana
definisi hadir di dalam lebih dari satu kalimat. Definisi selalu hanya
berjumlah satu kalimat. Kalau lebih dari satu / sebaris kalimat, maka hal itu
tidak lagi disebut definisi. Dengan sebaris kalimat itu, setiap orang khususnya
orang awam pun segera mengerti apa yang dimaksud dengan sebaris kalimat itu,
yang pada pokoknya merujuk pada suatu hal.
4. Karakteristik Kebenaran Filsafat
Teori-Teori Kebenaran Menurut Filsafat
1. Teori Corespondence ® menerangkan bahwa kebenaran atau
sesuatu kedaan benar itu terbukti benar bila ada kesesuaian antara arti yang
dimaksud suatu pernyataan atau pendapat dengan objek yang dituju/ dimaksud oleh
pernyataan atau pendapat tersebut.
2. Teori Consistency ® Teori ini merupakan suatu usah
apengujian (test) atas arti kebenaran. Hasil test dan eksperimen dianggap
relible jika kesan-kesanyang berturut-turut dari satu penyelidik bersifat
konsisten dengan hasil test eksperimen yang dilakukan penyelidik lain dalam
waktu dan tempat yang lain.
3. Teori Pragmatisme ® Paragmatisme menguji kebenaran dalam
praktek yang dikenal apra pendidik sebagai metode project atau medoe problem
olving dai dalam pengajaran. Mereka akan benar-benar hanya jika mereka berguna
mampu memecahkan problem yang ada. Artinya sesuatu itu benar, jika mengmbalikan
pribadi manusia di dalamkeseimbangan dalam keadaan tanpa persoalan dan
kesulitan. Sebab tujuan utama pragmatisme ialah supaya manusia selalu ada di
dalam keseimbangan, untuk ini manusia harus mampu melakukan penyesuaian dengan
tuntutan-tuntutan lingkungan.
4. Kebenaran Religius ® Kebenaran tak cukup hanya diukur
dnenga rasion dan kemauan individu. Kebenaran bersifat objective,
universal,berlaku bagi seluruh umat manusia, karena kebenaran ini secara
antalogis dan oxiologis bersumber dari Tuhan yang disampaikan melalui wahyu.
5. Hmbatan berpikir
kritis
Dalam berpikir kritis, ada hal-hal yang menghambat seseorang untuk melakukanya baik itu dari dalam dirinya maupun lingkungan dia berada, adapun hambatan-hambatan itu sebagai berikut:
1. Kurangnya informasi yang memadai;2 kemampuan membaca yang buruk;
3. bias;
4. prasangka;
5. tahayul;
6. egosentrisme (pemikiran yang memusat ke diri sendiri);
7. sosiosentrisme (pemikiran yang memusat ke kelompok);
8. tekanan kelompok;
9. konformisme;
10. provinsialisme;
11. pikiran sempit;
12. pikiran tertutup;
13. tidak percaya pada nalar;
14. berpikiran relativistic;
15. sterotip;
16. asumsi-asumsi yang tak terbukti;
17. pengkambinghitaman (scapegoating);
18. rasionalisasi;
19. penyangkalan;
20. wishful thinking;
21. berpikir jangka pendek;
22. persepsi selektif;
23. daya ingat selektif;
24. emosi yang menggebu-gebu;
25. penipuan-diri (self-deception);
26. menyelamatkan muka (face-saving);
27. takut akan perubahan.
6. Jelaskan tentang penalaran deduktif dan penalaran induktif.
Dasar penalaran
dalam logika ada dua, yakni deduktif dan induktif. Penalaran deduktif—kadang
disebut logika deduktif—adalah penalaran yang membangun atau mengevaluasi
argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan
ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Argumen
deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah. Sebuah
argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan
konsekuensi logis dari premis-premisnya.
Contoh argumen
deduktif:
- Setiap mamalia punya sebuah jantung
- Semua kuda adalah mamalia
- ∴ Setiap kuda punya sebuah jantung
Penalaran induktif—kadang disebut logika induktif—adalah
penalaran yang berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai
kesimpulan umum.
Contoh argumen
induktif:
- Kuda Sumba punya sebuah jantung
- Kuda Australia punya sebuah jantung
- Kuda Amerika punya sebuah jantun
7. Proposisi membentuk teori, maksudnya?
Dasar pembentukan
sebuah teori haruslah memliki sebab musabab mengapa teori itu diciptakan
(Whardani, 2013), sehingga tidak dengan mudahnya seseorang dapat membuat satu
teori baru. Dalam sebuah teori terdapat pula sebuah proposisi, Proposisi
merupakan suatu pernyataan dalam bentuk kalimat yang memiliki arti penuh, serta
mempunyai nilai benar atau salah, dan tidak boleh kedua-duanya. Penekanan pada
proposi yang dapat diuji (testable) dan pembentukan hipotesis yang dapat
dibuktikan salah (falsifiable), secara langsung diterapkan pada upaya
penciptaan teori dalam ilmu sosial tanpa didasari timbulnya masalah serius
(burchill, 2009:1). Sehingga proposisi merupakan sesuatu hal yang sangat
esensial dalam sebuah teori (Dugis, 2013).
Teori adalah
serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan
yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan
menentukan hubungan antar variabel, dengan menentukan hubungan antar variabel,
dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah. Labovitz dan Hagedorn
mendefinisikan teori sebagai ide pemikiran “pemikiran teoritis” yang mereka
definisikan sebagai “menentukan” bagaimana dan mengapa variable-variabel dan
pernyataan hubungan dapat saling berhubungan.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar