KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia_Nya yang tidak ternilai
kepada kami. Shalawat serta salam semoga terlimpah curah kepada Rasululloh SAW,
keluarga dan segenap sahabat-sahabatnya, hingga akhir zaman. Amin.
Banyak rintangan dan hambatan yang
kami hadapi dalam penyusunan makalah ini. Namun berkat bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak, baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung
Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah mengenai:
- Definisi, Ciri-ciri dan Model Komuniksi antar Persona.
- Teori Analisis Transaksional
- Teori Persentasi Diri.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Teori Komunikasi.
Seperti pepatah lama tidak ada
gading yang tak retak, demikian juga dalam hal penyusunan makalah ini. Kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan makalah ini
selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat
mencapai apa yang di harapkan Bapa Ibu dosen.
Garut, Maret 2010
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... 1
DAFTAR ISI ..................................................................................................... 2
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................... 3
1.2 Pembatasan
Masalah.......................................................................... 4
1.3 Tujuan
Penulisan Makalah.................................................................. 4
1.4 Teknik
Penyusunan............................................................................ 4
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Definisi, Ciri-ciri dan Model Komuniksi
antar Persona.................. 5
2.2 Teori
Analisis Transaksional…………………….…………….. 13
2.3 Teori Persentasi
Diri……………………………………………
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................... 16
3.2 Saran............................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ………… ……………………………………………
17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Komunikasi antar Personal adalah komunikasi yang berlangsung
dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi
maupun pada kerumunan orang (Wiryanto, 2004) sedangkan Komunikasi Interpersonal (KIP) adalah interaksi orang ke
orang, dua arah, verbal dan non verbal. Saling berbagi informasi dan perasaan
antara individu dengan individu atau antar individu di dalam kelompok kecil
(Febrina, 2008).
Acap
kali di kalangan mahasiswa sering
terjadi kesalahan dalam mengartikan komunikasi antar personal dengan komunikasi
intra personal. Bertitik tolak pada uraian permasalahan diatas, penulis
mencoba untuk memberikan pengetahuan mengenai hal-hal tersebut dan selanjutnya
di tuangkan dalam bentuk makalah ini.
1.2 Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka kami dapat
merumuskan dan membatasi masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
Definisi, Ciri-ciri dan Model Komuniksi antar Personal?
2. Bagaimana
Teori Analisis Transaksional?
3. Bagaimana Teori
Persentasi Diri?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Dari pembatasan masalah diatas, maka tujuan penyusunan makalah ini adalah:
1.
Untuk
mengetahui bagaimana Definisi, Ciri-ciri dan Model Komuniksi antar Persona ?
2.
Untuk
mengetahui bagaimana Teori Analisis Transaksional?
3.
Untuk mengetahui bagaimana Teori Persentasi Diri?
1.4 Teknik Penyusunan
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode
studi kepustakaan, yaitu metode pengumpulan data dengan cara pengambilan sumber
informasi melalui internet yang berhubungan dan mendukung isi makalah ini,
pengambilan informasi juga dari berbagai referensi makalah yang berhubungan
dengan isi makalah ini. Berbagai materi tersebut dirangkum dan digabungkan.
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1
Definisi, Ciri-ciri dan Model Komuniksi antar Personal
a.
Definisi Komunikasi antar Personal
Komunikasi
antar Personal adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka
antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang
(Wiryanto, 2004).
Komunikasi Interpersonal (KIP)
adalah interaksi orang ke orang, dua arah, verbal dan non verbal. Saling
berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau antar
individu di dalam kelompok kecil (Febrina, 2008).
Komunikas
intra personal Antara Dua Orang adalah
komunikasi dari seseorang ke orang lain, dua arah interaksi verbal dan
nonverbal yang menyangkut saling berbagi informasi dan perasaan.
Komunikasi
intra personal Antara Tiga Orang/ lebih, menyangkut komunikasi dari orang ke beberapa oarng
lain (kelompok kecil). Masing-masing anggota menyadari keberadaan anggota lain,
memiliki minat yang sama dan/atau bekerja untuk suatu tujuan.
Tiga
pendekatan utama tentang pemikiran Komunikasi antar personal berdasarkan:
1. Komponen-komponen
utama
Bittner (1985:10) menerangkan Komunikasi
antar personal berlangsung, bila pengirim menyampaikan informasi berupa
kata-kata kepada penerima dengan menggunakan medium suara manusia (human
voice).
Menurut Barnlund (dikutip dalam
Alo Liliweri : 1991), ciri-ciri mengenali Komuniksasi antar personal sebagai
berikut : (a) bersifat spontan; (b) tidak berstruktur; (c) kebetulan; (d) tidak
mengejar tujuan yang direncanakan; (e) identitas kenggotaan tidak jelas; (f)
terjadi sambil lalu.
2.Hubungan
diadik
Hubungan diadik mengartikan Komuniksasi
antar personal sebagi komunikasi yang berlangsung antara dua orang yang
mempunyai hubungan mantap dan jelas.
Untuk memahami perilaku
seseorang, harus mengikutsertakan paling tidak dua orang peserta dalam situasi
bersama (Laing, Phillipson, dan Lee (1991:117).
Trenholm dan Jensen (1995:26)
mendefinisikan Komunikasi antar personal sebagai komunikasi antara dua orang
yang berlangsung secara tatap muka (komunikasi diadik). Sifat komunikasi ini
adalah : (a) spontan dan informal; (b) saling menerima feedback secara
maksimal; (c) partisipan berperan fleksibel.
Trenholm dan Jensen
(1995:227-228) mengatakan tipikal pola interaksi dalam keluarga menunjukkan
jaringan komunikasi.
3.Pengembangan
Komuniksai antar personal dapat
dilihat dari dua sisi sebagai perkembangan dari komunikasi impersonal dan
komunikasi pribadi atau intim. Oleh karena itu, derajat Komuniksasi antar
personal berpengaruh terhadap keluasan dan kedalaman informasi sehingga merubah
sikap.
Pendapat Berald Miller dan M.
Steinberg (1998: 274), pandangan developmental tentang semakin banyak
komunikator mengetahui satu sama lain, maka semakin banyak karakter
antarpribadi yang terbawa dalam komunikasi tersebut.
Edna Rogers (2002: 1),
mengemukakan pendekatan hubungan dalam menganalisis proses komunikasi antar
personal mengasumsikan bahwa komunikasi antar personal membentuk struktur sosial yang diciptakan
melalui proses komunikasi.
b. Ciri-ciri Komuniksasi
antar personal
Ciri-ciri Komuniksasi antar personal menurut
Rogers adalah : (a) arus pesan dua arah; (b) komteks komunikasi dua arah; (c)
tingkat umpan balik tinggi; (d) kemampuan mengatasi selektivitas tinggi; (e)
kecepatan jangkauan terhadap khalayak relatif lambat; (f) efek yang terjadi
perubahan sikap.
B.
Efektifitas Komuniksasi antar personal merupakan komunikasi paling
efektif untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang.
menurut Kumar (2000: 121-122), lima ciri efektifitas Komuniksasi
antar personal sebagai berikut : (1) keterbukaan (openess) ; (2)
empati (empathy) ; (3) dukungan (supportiveness) ; (4) rasa
positif (positiveness) ; (5) kesetaraan (equality).
Feedback yang diperoleh dalam Komuniksasi
antar personal berupa feedback positif, negatif dan netral. Prinsip mandasar
dalam komunikasi manusia berupa penerusan gagasan.
David Berlo (1997:172)
mengembangkan konsep empati menjadi teori komunikasi. Empat tingkat
ketergantungan komunikasi adalah : (1) peserta komunikasi memilih pasangan
sesuai dirinya; (2) tanggapan yang diharapkan berupa umpan balik; (3) individu
mempunyai kemampuan untuk menanggapi, mengantisipasi bagaimana merespon
informasi, serta mengembangkan harapan-harapan tingkah laku partisipan
komunikasi; (4) terjadi pergantian peran untuk mencapai kesamaan pengalaman
dalam perilaku empati.
Berlo membagi teori empati
menjadi dua : (1) Teori Penyimpulan (inference theory), orang dapat
mengamati atau mengidentifikasi perilakunya sendiri; (2) Teori Pengambilan Peran
(role taking theory), seseorang harus lebih dulu mengenal dan mengerti
perilaku orang lain.
Tahapan proses empati :
1.
Kelayakan (decentering) ;
bagaimana individu memusatkan perhatian kepada orang lain dan mempertimbangkan
apa yang dipikirkan & dikatakan orla tersebut.
2.
Pengambilan peran (role taking) ; mengidentifikasikan orla ke
dalam dirinya, menyentuh kesadaran diri melalui orla.
Tingkatan dalam pengambilan peran
: (a) tingkatan budaya (cultural level), mendasarkan keseluruhan
karakteristik dari norma dan nilai masyarakat. (b) tingkatan sosiologis (sociological
level), mendasarkan pada asumsi sebagian kelompok budaya. (c) tingkatan
psikologis (psycological level), mendasarkan pada apa yang dialami
oleh individu.
3.
Empati komunikasi (empathic communication), meliputi penyampaian perasaan,
kejadian, persepsi atau proses yang menyatakan tidak langsung perubahan sikap/
perilaku penerima.
Blumer mengembangkan pemikiran
Mead melalui pokok pikiran interaksionisme simbolik yaitu “Manusia bertindak (act)
terhadap sesuatu (thing) atas dasar makna (meaning) yang
dipunyai objek tersebut bagi dirinya.
Kesimpulan
:
Komunikasi memberikan bimbingan
kepada peserta komunikasi untuk saling berbagi asumsi, perspektif dan
pengertian mengenai informasi yang dibicarakan untuk memudahkan proses empati.
1.
Teori Atribusi
Teori atribusi membahas bagaimana
seseorang menyusun suatu penjelasan berangkat dari kata tanya
"mengapa" (Kelley,2003). Teori ini berkembang dalam psikologi sosial
terutama sebagai senjata yang digunakan dalam menjawab berbagai permasalahan
terkait dengan persepsi sosial. Misalnya, jika seorang berlaku agresif, apakah
hal ini berarti ia seorang yang agresif (karakteristik individu) ataukah karena
situasi yang mengharuskan ia berbuat demikian (situasional)? Tentu saja
atribusi sangat berhubungan dengan informasi-informasi yang memang digunakan
dalam menarik kesimpulan.
Teori
atribusi yang dikemukakan oleh Heider (1958) merupakan metode yang digunakan
untuk mengevaluasi bagaimana orang mempersepsi perilakunya maupun perilaku
orang lain. Teori atribuasi akan memberikan penjelasan mengenai penyebab
perilaku tersebut.
2. Teori Penetrasi Sosial
Altman
dan Taylor
mengemukakan inti teori ini dalam hubungan antar pribadi selalu ada penyusupan
sosial. Ketika kita baru berkenalan dengan seseorang kita mulai dengan suatu
suasana yang tidak akrab, namun setelah proses hubungan terus berlanjut maka
situasi hubungan mulai berubah menjadi lebih akrab. Akibatnya setiap orang
menghitung keuntungan dan kerugiaan yang bisa diterima akibat hubungan
tersebut. Kesimpulannya hubungan antarpribadi selalu melalui suatu proses yang
berubah terus menerus.
3. Teori Pandangan Proses
Teori
ini beranggapan hubungan antarpribadi seseorang dapat diramalkan melalui
pengetahuan dan keadaan pribadi komunikasi yang dapat menjelaskan tentang
kualitas dan kemurnian hubungan antarpribadi yang terjadi antara kedua belah
pihak. Dengan proses peramalan yang dilakukan antara komunikator dengan
komunikan maka secara tidak langsung hubungan antarpribadi tersebut dapat
diperkirakan keaslian maupun kepalsuannya. Pada titik tertentu ternyata teori
ini dapat berfungsi sebagai pelengkap dari teori-teori sebelumnya.
4. Teori Perspektif Pertukaran
Teori
ini beranggapan bahwa seseorang berhubungan dengan orang lain karena
mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Pada pendekatan obyektif
cenderung menganggap manusia yang mereka amati sebagai pasif dan perubahannya
disebabkan kekuatan-kekuatan sosial di luar diri mereka. Pendekatan ini juga
berpendapat, hingga derajat tertentu perilaku manusia dapat diramalkan,
meskipun ramalan tersebut tidak setepat ramalan perilaku alam. Dengan kata
lain, hukum-hukum yang berlaku pada perilaku manusia bersifat mungkin
(probabilistik). Misalnya, kalau mahasiswa lebih rajin belajar, mereka
(mungkin) akan mendapatkan nilai lebih baik; kalau kita ramah kepada orang
lain, orang lain (mungkin) akan ramah kepada kita; bila suami isteri sering
bertengkar, mereka (mungkin) akan bercerai.
Teori
analisis transaksional merupakan karya besar Eric Berne (1964), yang ditulisnya
dalam buku Games People Play. Berne
adalah seorang ahli ilmu jiwa terkenal dari kelompok Humanisme. Teori analisis
transaksional merupakan teori terapi yang sangat populer dan digunakan dalam
konsultasi pada hampir semua bidang ilmu-ilmu perilaku. Teori analisis
transaksional telah menjadi salah satu teori komunikasi antarpribadi yang
mendasar.
Kata
transaksi selalu mengacu pada proses pertukaran dalam suatu hubungan. Dalam
komunikasi antarpribadi pun dikenal transaksi. Yang dipertukarkan adalah
pesan-pesan baik verbal maupun nonverbal. Analisis transaksional sebenarnya bertujuan
untuk mengkaji secara mendalam proses transaksi (siapa-siapa yang terlibat di
dalamnya dan pesan apa yang dipertukarkan).
Dalam
diri setiap manusia, seperti dikutip Collins (1983), memiliki tiga status ego.
Sikap dasar ego yang mengacu pada sikap orangtua (Parent= P. exteropsychic);
sikap orang dewasa (Adult=A. neopsychic); dan ego anak (Child =
C, arheopsychic). Ketiga sikap tersebut dimiliki
setiap orang (baik dewasa, anak-anak, maupun orangtua).
Sikap orangtua yang diwakili dalam perilaku dapat ter1ihat dan terdengar dari
tindakan maupun tutur kata ataupun ucapan-ucapannya. Seperti tindakan
menasihati orang lain, memberikan hiburan, menguatkan perasaan, memberikan
pertimbangan, membantu, melindungi, mendorong untuk berbuat baik adalah sikap
yang nurturing parent (NP). Sebaliknya ada pula sikap orang tua yang
suka menghardik, membentuk, menghukum, berprasangka, melarang, semuanya
disebut dengan sikap yang critical parent (CP).
Setiap
orang juga menurut Berne memiliki sikap orang
dewasa. Sikap orang dewasa umumnya pragmatis dan realitas. Mengambil
kesimpulan, keputusan berdasarkan fakta-fakta yang ada. Suka bertanya, mencari
atau menunjukkan fakta-fakta, bersifat rasional dan tidak emosional, bersifat
objektif dan sebagainya.
Sikap
lain yang dimiliki juga adalah sikap anak-anak. Dibedakan antara natural
child (NC) yang ditunjukkan dalam sikap ingin tahu, berkhayal, kreatif,
memberontak. Sebaliknya yang bersifat adapted child (AC) adalah
mengeluh, ngambek, suka pamer, dan bermanja diri.
Ketiga
sikap itu ibarat rekaman yang selalu diputar-putar bagai piringan hitam dan
terus bernyanyi berulang-ulang di saat dikehendaki dan dimungkinkan. Karenanya
maka sering anda berkata : si Pulan sangat dewasa; si Iteung kekanak-kanakan;
atau si Ucok sok tua, mengajari/menggurui.
Bagaimana cara mengetahui sikap ego
yang dimiliki setiap orang? Berne mengajukan
empat cara, yaitu:
1. Melihat
tingkah laku nonverbal maupun verbal yang digunakannya. Tingkah laku nonverbal
tersebut pada umumnya sama namun dapat dibedakan kode-kode simbolnya pada
setiap orang sesuai dengan budaya yang melingkupinya. Di samping nonverbal juga
melalui verbal, misalnya pilihan kata. Seringkali (umumnya) tingkah laku
melalui komunikasi verbal dan nonverbal berbarengan.
2. Mengamati
bagaimana sikap seseorang ketika bergaul dengan orang lain. Dominasi satu sikap
dapat dilihat kalau Pulan sangat menggurui orang lain maka Pulan sangat
dikuasai oleh P dalam hal ini critical parent. Si Iteung suka ngambek
maka Iteung dikuasai oleh sikap anak. Si Ucok suka bertanya dan mencari
fakta-fakta atau latar belakang suatu kejadian maka ia dikuasai oieh sikap
dewasa.
3. Mengingat
kembali keadaan dirinya sewaktu masih kecil; hal demikian dapat terlihat
misalnya dalam ungkapan : buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Cara berbicara,
gerak-gerik nonverbal mengikuti cara yang dilakukan ayah dan ibunya yang anda
kenaI.
4. Mengecek
perasaan diri sendiri, perasaan setiap orang muncul pada konteks, tempat
tertentu yang sangat mempengaruhi apakah lebih banyak sikap orang tua, dewasa,
ataupun anak-anak sangat menguasai mempengaruhi seorang.
1. Kontaminasi
(contamination). Kontaminasi merupakan pengaruh yang kuat dari salah
satu sikap atau lebih terhadap seseorang sehingga orang itu “berkurang”
keseimbangannya.
2. Eksklusif
(exclusive); penguasaan salah satu sikap atau lebih terlalu lama pada
diri seseorang. Misalnya sikap orang tua yang sangat mempengaruhi seseorang
dalam satu waktu yang lama sehingga orang itu terus menerus memberikan nasihat,
melarang perbuatan tertentu, mendorong dan menghardik.
1. Transaksi
komplementer; jenis transaksi ini merupakan jenis terbaik dalam komunikasi
antarpribadi karena terjadi kesamaan makna terhadap pesan yang mereka
pertukarkan, pesan yang satu dilengkapi oleh pesan yang lain meskipun dalam
jenis sikap ego yang berbeda. Transaksi komplementer terjadi antara dua sikap
yang sama, sikap dewasa. Transaksi terjadi antara dua sikap yang berbeda namun
komplementer. Kedua sikap itu adalah sikap orang tua dan sikap anak-anak.
Komunikasi antarpribadi dapat dilanjutkan manakala terjadi transaksi yang
bersifat komplementer karena di antara mereka dapat memahami pesan yang sama
dalam suatu makna.
2. Transaksi
silang; terjadi manakala pesan yang dikirimkan komunikator tidak mendapat
respons sewajarnya dari komunikan. Akibat dari transaksi silang adalah
terputusnya komunikasi antarpribadi karena kesalahan dalam memberikan makna
pesan. Komunikator tidak menghendaki jawaban demikian, terjadi kesalahpahaman
sehingga kadang-kadang orang beralih ke tema pembicaraan lain.
3. Transaksi
tersembunyi; jika terjadi campuran beberapa sikap di antara komunikator dengan
komunikan sehingga salah satu sikap menyembunyikan sikap yang lainnya. Sikap
tersembunyi ini sebenarnya yang ingin mendapatkan respons tetapi ditanggap lain
oleh si penerima. Bentuk-bentuk transaksi tersembunyi bisa terjadi jika ada 3
atau 4 sikap dasar dari mereka yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi
namun yang diungkapkan hanya 2 sikap saja sedangkan 1 atau 2 lainnya tersembunyi.
Jika terjadi 3 sikap dasar sedangkan yang lainnya disembunyikan maka transaksi
itu disebut transaksi tersembunyi 1 segi (angular). Kalau yang terjadi ada 4
sikap dasar dan yang disembunyikan 2 sikap dasar disebut dengan dupleks.
2.3
Teori Presentasi Diri
Teori Presentasi
diri (self presentation) adalah upaya untuk menumbuhkan kesan tertentu di depan
orang lain dengan cara menata perilaku. Untuk memperoleh presentasi diri yang
baik orang mencoba mengelola impresi diri (impression management). Impresi yang
pertama kali kita buat di depan orang lain akan menentukan bagaimana hubungan
orang lain dengan kita.
·
Forsythe, Drake &
Cox, 1985 : pakaian yang kita pakai adalah sesuatu yang sangat menentukan kesan
terhadap diri kita. Wanita yang berpakaian profesional ( Blazer dan rokspan
disaat melamar pekerjaan lebih sering diterima pada posisi manajemen jika
dibandingkan dengan wanita yang melamar dengan pakaian konvensional (misalnya
rok terusan)
·
Baron, 1989 :
penampilan model rambut, kosmetik, dan kaca mata ikut pula mempengaruhi kesan
orang lain pada seseorang.
·
Jones and Pitman
(1982) : mengemukakan lima
teknik presentasi diri pada orang lain :
o
Ingrasiasi
(ingratiation)
o
Promosi Diri (self
promotions)
o
Intimidasi
o
Eksemplikasi (
exemplication)
o
Suplikasi
(supllication)
Konsep diri :
terdiri 3 komponen utama yang saling mempengaruhi, yaitu : Diri ideal (self
ideal ), citra diri ( self image ) dan harga diri ( self esteem )
masing masing
komponen memiliki fungsi. setiap individu perlu memahami fungsi masing masing
komponen agar terbentuk konsep diri positif.
Self ideal :
menetukan arah perkembangan diri dan pertumbuhan karakter serta kepribadian.
Merupakan gabungan dari semua kualitas serta ciri kepribadian orang yang sangat
dikagumi. merupakan gambaran dari sosok yang sangat diinginkan untuk menjadi
sepertinya.
Self image :
cara individu “melihat” dan berpikir mengenai dirinya sendiri pada waktu
sekarang ini. Sering kali disebut cermin diri. Individu akan bertindak sesuai
dengan bayangan/gambar yang muncul didalam cermin
Self esteem :
komponen yang bersifat emosional dan paling penting dalam menentukan sikap dan
kepribadian individu. Didefinisikan sebagai seberapa suka dan hormat seseorang
terhadap dirinya sendiri. Merupakan kunci untuk mencapai keberhasilan hidup.
Ditentukan oleh hubungan antara self ideal dan self image.
DAFTAR FUSTAKA
http://wsmulyana.wordpress.com/2009/01/19/analisis-transaksional-eric-berne/
http://abdulsalamserbakomunikasi.blogspot.com/2010/02/teori-teori-komunikasi-antar-persona.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar